Anak berkemampuan khusus merupakan anak yang secara signifikan memiliki perbedaan perkembangan kemampuan apabila disetarakan dengan perkembangan kematangan sesuai usianya, aspek sensorik, psikologis, emosi sosial bahkan berpikir (kognitif) menjadi terhambat dalam mencapai tujuan/kebutuhan dalam kehidupan sehari-harinya.

Potensinya secara maksimal tidak dapat berkembang sesuai usia, kerena hambatan dalam mendengar, kerusakan pada jalan masuknya suara pada telinga disebabkan karena terhalang oleh adanya kerusakan pada bagian tengah, dan dalam telinga. Kerusakan ini secara otomatis menghalangi persepsi bunyi ucapan dalam otak mereka untuk menghasilkan bunyi-bunyi fonotik sebagai unsur dari berbicara. Terjadinya hambatan dalam pemrosesan bunyi bicara oleh otak mendengarnya, yang disebabkan oleh adaptasi sensorik merka terhadap teknologi alat bantu mendengar yang dipasangkan pada tubuh mereka membuat proses meraih kesadaran bunyi- bunyian termasuk bunyi ucapan membutuhkan habilitasi dan manajemen pendengaran yang efektif selama mengembangkan perilaku mendengar dan bahasa mereka bersama orang tua di lingkungan rumah.

Sementara proses habilitasi dan manajemen pendengaran yang intensif dan efektif memberi pengaruh besar terhdap keterampilan mendengar anak dengan teknologi pendengaran . Mampu mendorong orang tua untuk tetap menjadi terapis utama dari anak-anak dengan ketulian dan alat bantu mendengar meraih kemahiran komunikasi kelak.

Sisi lain terbatasnya pusat habilitasi dan pendidikan berbagai pendekatan yang berbasis mendengar dan bicara membuat orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan mendengar, bahasa dan bicara serta oral rehabilitasi yang tepat untuk anak-anak mereka. Maka dirasakan program-program parenthing yang mendidikan orang tua menjadi sangat dibutuhkan.


Amanat UU No. 17 tentang kesehatan, Bab 1, Pasal 1 menerangkan bahwa setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang sama dalam serta UU No. 17 bahwa setiap manusia mempunyai hak terhadap kesehatan Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.



Kegiatan ini dilaksanakan pada : Hari : Sabtu, 07 Oktober 2023 , pukul : 13.00 18.00 WIB tempat : Plum Lading Hotel, Banda Aceh. Jumlah peserta yang hadir 10 orang terdiri dari orang tua anak dengan tuna rungu yang menggunakan teknologi alat bantu mendengar dan implant, terapis anak tuna rungu.

 

I.      Pembahasan (Materi) :

  • Materi 1 : Perilaku Mendengar dan Gangguan Pendengaran
  • Materi 2 : Perilaku Mendengar dan Mendengarkan
  • Materi 3 : Assesmen Mendengar dan Mendengarkan
  • Materi 4 : Perilaku Bahasa


II.          Diskusi:

  • Terlambat untuk melakukan intervensi pendengaran membuat pencapaian pemahaman mendengar lebih lambat.
  • Keterampilan Mendengar dipengaruhi oleh manajemen teknologi pendengarannya.
  • Mendeteksi suara berlanjut pada kemampuan membedakan, mengenali dan memahami suara bersumber dari sebuah objek, atensi mendengar anak menjadi penting untuk merangsang perilaku mendengarnya lebih panjang dan lama, sehingga dapat ditingkatkan ke identifikasi dan komprehensi. Peserta menceritakan pengalaman anak tunarungu dengan teknologi pendengarannya belum dapat mendeteksi beberapa bunyi yang terdengar hampir sama.


Ada beberapa hal yang memiliki pengaruh besar terhadap berhasilnya mendengar antara lain:

  • Usia terdiagnosa
  • Sebab adanya gangguan
  • Manajemen audiologi
  • Lama alat terpasang dalam sehari
  • Level gangguan pendengaran
  • Kesehatan anak
  • Masalah lain
  • Kematangan emosional keluarga
  • Keterlibatan keluarga, dan
  • Kemahiran terapis

Perilaku mendengar dan mendengarkan merupakan serangkaian keterampilan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dari anak yang mengalami ketulian dengan teknologi pendengaran dan koklea implant, juga anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara. Maka dari itu menjadi melatih periaku mendengar dan mendengarkan selama anak setelah mendapatkan teknologi pendengarannya, memiliki manajemen pendengaran yang tepat selama anak menjalani rehabilitasi.